Selasa, 28 April 2009

BAB III
ASPEK IBADAT, LATIHAN SPIRITUIL DAN
AJARAN MORAL


Manusia dalam Islam, tersusun dari dua unsur, unsur jasmani dan rohani. Tubuh manusia berasal dari materi sedangkan roh manusia bersifat immateri. Badan, punya hawa nafsu, bisa membawa pada kejahatan, sedang roh, karena berasal dari unsur yang suci, mengajak kepada kesucian.
Seperti halnya badan, roh manusiapun amatlah penting untuk dilatih agar hidup manusia seimbang. Dalam Islam latihan rohani dilakukan dalam bentuk ibadat. Semua ibadat dalam Islam, salat, puasa, haji dan zakat, merupakan pensucian roh yang bertujuan membuat roh manusia supaya senantiasa ingat pada Tuhan, bahkan senantiasa dekat pada-Nya. Keadaan senantiasa dekat pada Tuhan dapat mempertajam rasa kesucian seseorang. Rasa kesucian yang kuat dapat menjadi rem bagi hawa nafsu.
Sholat
Di antara ibadat Islam, sholatlah yang membawa manusia terdekat kepada Tuhan. Di dalamnya terdapat dialog antara manusia dengan Tuhan. Dalam dialog dengan Tuhan itu seseorang meminta supaya rohnya disucikan. Sholat erat hubungannya dengan latihan moral. Surat Al-Ankabut ayat 45 menyatakan:

"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar".

Puasa
Di dalam berpuasa seseorang harus menahan hawa nafsu makan, minum, menahan rasa amarah, dan perbuatan-perbuatan kurang baik lainnya. Latihan jasmani dan rohani di sini bersatu dalam usaha mensucikan roh manusia. Puasa dekat hubungannya dengan latihan moral. Surat Al-Baqarah ayat 183 mengatakan:


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

lbadat Haji
lbadat Haji merupakan pensucian roh. Sebagaimana dalam shalat, orang di sini juga merasa dekat sekali dengan Tuhan. Bacaan-bacaan yang diucapkan sewaktu mengerjakan haji itu juga merupakan dialog antara manusia dengan Tuhan. Surat Al-Baqarah ayat 197: Menerangkan bahwa sewaktu mengerjakan haji orang tidak mengeluarkan ucapan-ucapan tidak senonoh, tidak boleh berbuat hal-hal tidak baik dan tidak boleh bertengkar.

Zakat
Di sini roh dilatih menjauhi kerakusan pada harta dan memupuk rasa bersaudara, rasa kasihan dan suka menolong anggota masyarakat yang berada dalam kekurangan. Surat Al-Taubah ayat 103 dari Surat Al-Taubah: Menjelaskan bahwa zakat diambil dari harta untuk membersihkan dan mensucikan pemiliknya.

Manusia diciptakan semata-mata untuk beribadat kepada Tuhan. Surat Adz Dzaariyaat: 56



”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Dalam Islam Tuhan bukanlah merupakan suatu zat yang ditakuti tetapi suatu zat yang dikasihi. Ini ternyata dari ucapan : “Basmallah “, yang tiap hari berkali-kali dibaca umat Islam. Rahman dan Rahim berarti pengasih lagi Penyayang. Tujuan ibadat dalam Islam bukanlah menyembah, tetapi mendekatkan diri kepada Tuhan, agar dengan demikian roh manusia senantiasa diingatkan kepada hal-hal yang bersih lagi suci, sehingga akhirnya rasa kesucian seseorang menjadi kuat dan tajam. Roh suci membawa kepada budi pekerti baik dan luhur. Oleh karena itu, ibadat, di samping merupakan latihan spirituil, juga merupakan latihan moral.
Al-Qur’an menjelaskan bahwa ibadat sebenarnya merupakan latihan spirituil dan moral. Surat Al-Nisa’ayat 58: mengajarkan supaya manusia mengetahui hak orang lain dan bersikap ikhlas terhadap hak itu. Ayat ini memerintahkan supaya amanat diteruskan kepada yang berhak dan mengajarkan supaya manusia berlaku adil.
Surat Al-Nahl ayat 90: mengandung perintah supaya manusia bersikap adil, baik kepada orang dan menolong keluarga juga mengandung larangan berbuat tidak baik dan jahat. Surat Al-Baqarah ayat 188 mengatakan : Janganlah kamu memakan harta orang lain dengan alasan palsu dan jangan bawa hal itu ke depan hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan harta orang lain dengan jalan tidak benar.
Surat Ibrahim ayat 24, 25 dan 26: menerangkan bahwa kata-kata baik serupa dengan pohon subur yang akarnya teguh dan rantingnya meninggi ke langit bahwa kata-kata buruk serupa dengan pohon yang dekat mati akan tercabut dari tanah karena tak mempunyai dasar.
Surat-Hujrat ayat 11 dan 12: mengajarkan hal-hal berikut : Janganlah mencemoohkan orang lain, karena mungkin lebih baik dari kita sendiri; jangan mencela orang lain, jangan memberi nama julukan tidak baik; jangan berburuk sangka, karena sebahagian buruk sangka merupakan dosa; jangan mencari-cari kesalahan orang dan jangan mengumpat orang. Semua ini adalah perbuatan-perbuatan tidak baik yang harus dijauhi.
Al-Qur’an bahkan mengandung ajaran-ajaran bagaimana seharusnya tingkah laku seseorang dalam hidup sehari-hari. Surat Al-Nur ayat 27 dan 28: mengajarkan agar seseorang jangan memasuki rumah orang lain sebelum meminta izin serta memberikan salam dan kalau tidak diberi izin masuk supaya kembali saja, karena itu adalah lebih baik. Ayat 58 surat Al-Nur: mengajarkan agar sebelum memasuki ruang tertutup orang harus meminta izin terlebih dahulu, dengan mengetok umpamanya, tiga kali, walaupun bagi anak yang belum dewasa.
Demikian juga dengan hadis-hadis Nabi banyak menyebut norma-norma akhlak mulia. Nabi Muharnmad sendiri mengatakan bahwa beliau diutus ke dunia ini untuk menyempurnakan ajaran-ajaran tentang budi-pekerti luhur. Beliau menerangkan: Tuhan telah menentukan Islam sebagai agamamu, maka hiasilah agama itu dengan budi-pekerti baik dan hati pemurah. Nabi mengatakan : “Kata benar menimbulkan ketentraman tetapi dusta menimbulkan kecemasan”.
Menurut 'Aisyah, sifat yang paling dibenci Nabi ialah berdusta. Tiga macam orang, kata Nabi, yang tak akan masuk surga, orang tua yang berzina, Imam yang berdusta, dan kepala yang bersifat angkuh. Mengenai kejujuran Nabi mengatakan:"Tidak terdapat iman dalam diri orang yang tidak jujur dan tidaklah beragama orang yang tak dapat dipegang janjinya". Dan seorang pernah bertanya kepada Nabi:"Kapan hari kiamat?"jawab beliau:“Kalau kejujuran telah hilang". Nabi pernah mengucapkan kata-kata berikut: "jika seseorang berjanji tidak akan membunuh seseorang lain, tetapi orang itu kemudian ia bunuh, maka aku suci dari perbuatannya, sungguhnya yang ia bunuh itu adalah orang kafir". Orang pernah bertanya kepada Nabi tentang semulia-mulia manusia. Nabi menerangkan: “Orang yang hatinya bersih lagi suci dan lidahnya benar". Juga Nabi mengatakan bahwa orang yang suka mencaci dan hatinya berisi rasa dengki akan masuk neraka. Orang yang kuat kata Nabi, ialah orang yang dapat menahan amarahnya. Nabi mengatakan bahwa derajat yang tinggi diberikan Tuhan kepada orang yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang tak menghargainya, memaafkan orang yang tak mau memberi apa-apa kepadanya dan tetap bersahabat dengan orang yang memutuskan tali persaudaraan dengan dia. Hadis juga mengatakan bahwa orang yang paling tak disenangi Tuhan ialah orang yang berdendam khusumat.
Inti-sari ajaran-ajaran Islam, berkisar sekitar soal baik dan buruk. Dalam Islam masalah baik dan buruk dipelajari dalam teologi Islam, misalnya dalam aliran/ golongan berikut:
Golongan Asy'ariah: mengatakan bahwa wahyulah yang menentukan buruk-baik sesuatu perbuatan. Karena akal tidak mampu mengetahui soal baik dan soal buruk, manusia tidak mempunyai kewajiban apa-apa sebelum turunnya wahyu.
Kaum Mu'tazilah: berpendapat bahwa akallah yang mengetahui buruk-baiknya perbuatan. Wahyu datang hanya untuk memperkuat pendapat akal manusia. Sehingga sebelum wahyu diturunkan Tuhan, manusia berkewajiban berbuat baik.
Di samping teologi, fikih atau hukum Islam juga memusatkan pada soal baik dan buruk, misalnya dalam pengertian wajib, haram, sunat dan makruh. Ancaman neraka dan janji surga di akhirat, erat hubungannya dengan soal baik dan buruk ini.
Ajaran terpenting dalam Islam adalah soal akhlak dan budi pekerti luhur. Mu'min, muslim dan muttaqin adalah orang yang bermoral tinggi dan berbudi pekerti luhur. Mu'min ialah orang yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai sumber nilai-nilai yang bersifat absolut, Muslim orang yang menyerahkan diri dan tunduk kepada Tuhan, Muttaqin atau orang bertaqwa adalah orang yang memelihara diri dari hukuman Tuhan di akhirat, yaitu orang yang patuh pada Tuhan.
Tujuan dasar dari semua ajaran-ajaran Islam untuk mendorong manusia kepada perbuatan perbuatan baik. Dari manusia-manusia baik dan berbudi pekerti luhurlah masyarakat baik dapat diwujudkan.




MUHASABAH WAKTU SHOLAT


Sebagai umat muslim yang menganut ajaran islam sesuai tuntunan Rasul Allah SWT diwajibkan untuk menjalankan rukun-rukun islam itu sendiri. Diantaranya adalah kewajiban menjalankan rukun islam yang ke-2 yaitu mengerjakan sholat 5 waktu. Sholat merupakan kewajiban yang harus dikerjakan umat muslim didunia tiap waktunya dalam satuhari baik malam maupun siang.
Seperti filosofi islam itu sendiri yang kita kenal juga merupakan susunan kata dari Isha,Subuh,Luhur,Ashar Dan Magrib adalah kelima waktu kewajiban yang harus dijalani seorang umat. Apabila memandang dari usia Rosulullah SAW manusia umum memiliki amanah 63 tahun untuk menjalankan kewajiban yang Allah SWT amanahkan.
Keterangan:
Sehari = 24jam
12 bulan
52 minggu
365 hari/366 hari
8.760 jam
525.600 menit
31.536.000 detik
Untuk mengihtung persentasi lama waktu sholat yang dilakukan umat muslim pada umumnya orang Indonesia. Lama waktu sholat 5 menit dalam sekali sholat apabila 5 waktu dalam sehari 5 x 5 menit = 25 menit tambah 5 menit untuik ibadah lain setelah sholat dalam ksehari waktu untuk sholat aja hanya 30 menit. Jika dalam satu bulan bahkan dalam satu tahun ada 366 x 30 menit = 10980 menit atau = 183 jam atau = 7,625 hari.
Jadi dalam satu tahun manusia hanya waktu mengerjakan sholat 7 hari belum termasuk sholat sunah. Jika melihat usia Rosulallah SWT sebagai tolak ukur usia manusia zaman sekarang atau paling lama 70 tahun Sangat sedikit diantara mereka yang umurnya melampaui kisaran itu. (HR. at-Tirmidzi 3550, Ibnu Hibban 7/246 dan Ibnu Majah 4236, shahih). Maka waktu sholat yang ditempuh 70 x 180 jam =12 810 jam atau 533,75 hari atau 1 tahun lebih 167,75 hari.

533,75 :25620 x100% = 2,0833 %
Maka waktu sholat manusia hidup didunia hanya 2,0833% dari lama hidup.........kita bisa renungkan. Dan sepertinya pahala shalat selama 1 tahun 167hari tidak sebanding dengan perbuatan dosa-dosa selama 53 tahun; dalam percakapan yang kadang dusta, baik yang sengaja ataupun tidak, dalam pembicaraan yang sering mengiris hati orangtua, dalam harta kekayaan yang sering pelit terhadap orang faqir, dalam setiap perbuatan yang kadang bergelimang dosa…
.........................................................................terimakasih..........................................................................
By andri

Tidak ada komentar: